Seorang teman bercerita, bahwa dia baru saja broke up dengan partnernya.
"I feel free Rud" teriaknya di telepon.
"Welcome to the club dude?" ujarku.
"For now...i just feel free..and its good to be back single ..again!"
Selang beberapa minggu, ponsel saya berdering, dan mendapati nomor teman saya yang baru saja merayakan ke-single-anya tersebut terlihat di layar ponsel.
"I feel tired Rud"
"And....??"tanya saya.
"Pffiuuuhhhh....i thought that after i've got this single certificate, i will feel free. Do anything i want. Hang out, flirting, and so much fun that i never did before when i was caught up in relationship"
"But....i just feel empty. My habit out of track RUd...very very wild" lanjutnya sambil menghela nafas panjang.
"Well....is it something you looking for, right? and if i didt get wrong, you are very exciting about your freedom"
"I know that, but.....i just felt empty"
"You know what??. Apa yang kita bayangkan, apa yang kita pikir sebelumnya bakal great...kadang tidak seperti yang kita rasakan. I've been there, dan eforia akan itu melebihi batas kendali kita, hingga pada akhirnya kita tersesat ke dalam sebuah ruang yang bernama 'sepi' "
"Kadang kita merasa untuk melakukan apa yang kita fikir benar untuk membunuh waktu dgn senang-senang, cheating, doing wild things, tapi sebenarnya bukan itu yang ingin kita lakukan. Semua itu hanya pantulan diri kita akan amarah, di sakiti, di kecewakan. Dan luapan itu kita munculkan dengan melakukan hal hal yang kita pikir akan mengahbisi sejuta rasa sesak dan amarah kita" lanjutku panjang lebar.
"Behenti sejanak...tarik nafas dalam dalam, dan biarkan semua tenang. Kamu butuh waktu sendiri, jgn takut untuk merasa sepi. Kamu harus melalui itu semua untuk mengerti apa yang kamu inginkan dengan mendengar kata hati yang terdalam.Dan kamu akan sebisa mungkin memafkan waktu yang telah berlalu, membiarkan dia terbang bersama angin kekecewaan kamu. Dan kamu juga harus bisa terus melangkah dengan paradigma baru, bahwa segala yang kita lalui memang harus kita hadapi, sakit atau senang, kamu sedang berproses untuk menjadi seseorang yang lebih baik"
"Terus rud...aku harus apa??" tanyanya masih sedikit kebingungan.
"Kamu tidak harus melakukan apa-apa. Kamu hanya butuh waktu untuk diam sejenak, berhenti melangkah untuk mengistirahatkan letih kakimu. Mengatur nafas dan melepaskan-nya lagi dengan hati yang bening. Dan kamu akan mendegar secara samar-samar, apa yang kamu inginkan"
"JUjur...i dont know what i want right now Rud..."
"I know...ini saatnya kamu harus berhenti sejanak. LUpakan ke-ria-an yang memanggil-manggil kamu dengan mengatasnaman kemerdekaan. Pulanglah, matikan lampu kamar, dekatkan diri dengan SANG MAHA ROMANTIS di atas sana, dan dengarkan denting hati kamu".
"You know what...its nice to have you as my friend"
"No-lah....you have the best thing indeed, you just dont realize it. You have so much beautiful colors inside your heart. Malah saya yang berterima kasih dengan kamu menjadi teman saya'
"Ok, rud. Aku mo ambil wudhu dulu trus sholat".
"Thats good...one more thing...to find a beautiful things, just listen to your heart."
and..click, dan telpon itu tertutup. Dan saya melihat ke arah luar memandang langit malam. Dan tiba tiba sebuah kilatan kecil dari salah satu rasi bintang, mengedip penuh canda, dan saya kembali tersenyum, Sang Maha KOmedian kiat sedang bercanda dengan saya malam ini.
Slipi, 7 april 2008 setelah berbincang dengan teman teman seputar bayam dan rerumputan.
Monday, April 07, 2008
To find a beautiful things, just listen to your heart.
Posted by Rudyprasetyo at 5:00 PM 0 comments
Sunday, April 06, 2008
One huge giant leap...might call 'Ikhlas'
Sudah lama saya tidak bercerita dengan hati melalui media ini, karena kesibukan untuk mencari sesuatu yang terasa kurang..kurang..dan kurang. Sampai pada satu titik dimana saya harus melepas semua mimpi yang pernah terjalin erat. Suatu titik di mana raga sudah tidak bisa berkompromi untuk menderu lebih lama. Ada sekelumit kekecewaan yang membuat langkah terhenti, atau bahkan mundur beberapa yard dari yang di harapkan.
Hingga akhirnya saya berada di sebuah titik birfukasi, di mana mengingatkan kembali bahwa hidup adalah sebuah pilihan.
Apa yang sudah terajut, bahkan seolah setapak mimpi terasa terjalani hingga menit terakhir, kini baru terasa,bahwa semua begitu menyesakkan. dan itu kembali membuat saya seolah terlempar beribu ribu mill dari tempat saya berdiri sekarang.
'Ikhlas Rud....." one of my closest friend said like that.
'It's not a punishment from HIM, but its a gift. Ubahlah cara pandang lo, bahwa apa yang di titipkan di badan loe itu adalah sebuah hadiah terbaik yang dia beri...bahwa DIA sayang sama elo"
Dan merubah paradigma seperi itu sangatlah sulit...menyatukan akal pikiran, hati dan nafsu. Hingga pada suatu hari, di mana sejumlah ketakutan terpusat menjadi galaksi hidup, menarik kita rapat ke dalamnya, dan hanya satu desahan kecil meluncur ringan, 'Apa yang KAU inginkan, biarkan ini menjadi yang terbaik buatku', dan hanya mampu biarkan beberapa orang dengan seragam sterilisasi yang seolah seperti neil armstrong tersebut melakukan sayatan sayatan pada tiap ujung nadi saya guna membuat celah keajaiban untuk memperpanjang nafas.
Dan segalanya berjalan begitu ringan...seperti sehelai bulu angsa yang tertiup oleh kering angin musim hujan. Lepas, seperti saat pertama kali kita bisa berlari untuk pertama kalinya.
Untuk semua apa yang sudah terjalin, sulaman itu mungkin akan terkait tidak secepat, bahakan tidak seindah apa yang pernah di impikan. Tapi setidaknya, sebuah proses perjalanan diri telah membuka cakrawala tersendiri....ikhlas dengan segala yang telah terjadi, dan memilih bagaimana kita me-mantrai hidup dengan bisikan indah atau umpatan murka.
Satu langkah terbesar yang sulit untuk di mengerti....ikhlas atas segala ketentuan-NYA.
Dan satu hal yang pasti adalah...iam not alone yah..kamu selalu ada buat saya Tuhan.
Selamat pagi Dok budi...besok lusa Insyallah, saya akan datang untuk radiotherphy lagi.
Posted by Rudyprasetyo at 9:37 AM 2 comments