Wednesday, March 07, 2007

Fabulous 30's , the begining


Fabulous 30's
Certita tentang sekelompok pria wanita lajang early 30's yang coba menyederhankan tiap celah pikiran hidup.

Sore ini, seperti biasanya, beberapa cangkir tea dan coffe menutupi table coffe di depan kita, hingga kita di kagetkan oleh kedatangan Dee di Coffee Shop ini.
“Si Rina married” teriak Dee begitu tiba.
“Ketemu sama cowonya baru 3 minggu, dan langsung di-iya-in”lanjunya lagi.
“Trus kenapa Deee?” tanya Wina sambil menyeruput secangkir tehnya.
“Loe mearasa di dahului” sindir Wina.
“Gak gitu Win, gue cuma heran, kok bisa sih hanya dalam waktu 3 minggu terima propose nikah cowo”
“Kira-kira apa yah alasanya? Umur?? desakan orang tua? atau sekedar status sosial??”celetuk Biyan sambil merenggankan ikatan dasi di kemeja birunya.
“Apapun alasanya, selama dia komit dengan keputusannya, menurut gue sih fine fine aja” jawab Dimas
“Maksud loe Dim?”tanya Astrid bingung.
“Iya. maksud gue, selama si Rina bisa komit dengan semua keputusanya, gue pikir sih sah-sah aja”
“Tapi apa iya dia bakal bahagia?? it's on a sudden, banyak yang dah nikah puluhan tahun bisa langsung cerai besoknya kok, nah ini..???” lanjut Astrid.
“Tuhkan elo selalu membuat takaran terhadap keadan itu jueng. Kalau kita melihat pada keretakan rumah tangga, gue jamin di diri kita juga gak ada keberanian untuk menetapkan pilihan. Dan kembali lagi, masalah bahagia itu kan sebuah proses” ujar Dimas.
“Jadi, keputusan si Rina bener Dim?" tanya Dee seolah tidak setuju dengan pendapat Dimas.
“Perihal benar tau tidak, baik atau tidak, balik lagi ke individu masing-masing. Namun selama si individu itu balik ke komit atas tiap keputusanya, gue yakin itu baik buat dia.”
“Gue setuju dengan Dimas “ ucap Biyan.
“Masalah bahagia adalah sebuah proses. Kembali gue tanya ke diri gue dan kalian masing, kalian tentu sekarang masih merasa happy-happy aja dengan ke-single-an kalian. Karena apa?? Karena kalian juga masih dalam proses untuk mencari kebahagian itu. Di samping itu, karena kalian juga sudah komit dengan kesendirian kalian saat ini, sehingga loe loe semua kan pasti akan berasa fine fine aja doongg. Satuhal lagi, gue percaya dengan apa yang sudah elo komit-in, moga-moga elo tidak akan menarik hak hidup orang lain untuk di rusak.”lanjut Biyan berapi-api.
“Bener banget. Gue setuju, sebaiknya kita berfikir bukan siapa atau apa dan bagaimana si individu mampu membuat sebuah keputusan secara mendadak atau tidak. Tapi lebih kearah, sejauh mana dia komit dengan keputusanya. Yah yakin aja, tiap keputusan yang di buat adalah untuk sebuah proses menjadi lebih bahagia. Dan kalaupun elo mau rusak, ngambil kata dari Biyan nihh..hehehee, please...rusak lah buat diri elo sendiri, jangan menarik orang lain kedalam pusaran kerusakan yang elo akan buat” tegas Wina yang di ikuti anggukan tanda setuju dari teman-teman lainya.

Mungkin dalam perjalan pulang mereka, masing-masing terus terngiang percakapan sore ini. Bagaimana sesorang harus berpegang pada komitment untuk menempuh proses dalam taraf kebahagian yang lebih. Apakah itu pindah kerja, menikah, memiliki anak, memelihara bintang piaran, atau bahkan memiliki sebuah sepeda motor pun, seharusnya mereka juga sudah mampu untuk komit kepada keputusan masing-masing yang di ambilnya.
Mungkin Wina dengan keputusanya yang berfikir bahwa sebuah hubungan hanyalah penyalur kebutuhan biologisnya tanpa memperhitungakan unsur cinta dan kasih sayang di alamnya. Atau Biyan yang berfikir materi adalah hal utama untuk membangun sebuah hubungan.
Di lain pihak ada Astrid yang masih terus percaya bahwa akan ada sebuah hubungan yang setiap detiknya selalu di guyuri cinta dan kasih sayang, Dimas yang berfikir apapun kebimbangan orientasi sex-nya tak akan membuat dia harus berhenti hidup. Bahkan Dee yang maish ragu apakah ia masih bisa untuk jatuh cinta lagi masih tetap bahagia dengan komitment terhadap keputusan itu.
Well, kembai lagi, hidup adalah sebuah pilihan, di mana kita memiliki hak untuk memperjuangkan tiap celah kebahagian di dalamnya.

Sampai bertemu lagi dalam satu sruputan hangat secangkir coffee lainya...
Jakarta, 7 maret 2007






Baca tulisan cinta berikutnya :



Widget by Hoctro
ditambahkan oleh koeaing!

Sapa Cinta


View My Stats

Gulungan film Favorit Rudy

Sabar lagi loading...
Sabar lagi loading...

Tak temukan cinta disini ? Kenapa tidak mencoba mesin cinta yang ini :

Google